Siapa Ahlus Sunnah wal Jama’ah?
Ahlus Sunnah wal Jama’ah secara umum maknanya adalah orang-orang yang mengikuti sunnah
Rasulullah SAW dan tertib
kehidupannya para shahabat Rasulullah rhum. Kata-kata Ahlus Sunnah wal Jama’ah sendiri dapat kita temukan dalam
beberapa hadits Rasulullah SAW. Namun sebagai sebuah aliran pemikiran, sejarah mencatat madzhab Ahlus
Sunnah wal Jama’ah dibangun oleh Abu Hasan al Asy’ari rah di Baghdad dan Muhammad al Maturidi rah pada masa
berikutnya di Samarkand .
Didorong oleh kerisauan dan kepedihan beliau melihat fitnah-fitnah yang
semakin mencabik-cabik ummat Islam dan dorongan untuk mengembalikan ajaran
agama yang sejalan dengan Al-Qur’an,
sunnah Rasulullahr, dan tradisi para shahabatT, maka muncullah para ulama yang dipelopori oleh
Abu Hasan al Asy’ari rah , membangun aliran pemikiran yang menyatukan ummat, baik dalam bidang
ushuludin, syari’at, dan tasawuf yang akhirnya dikenal dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dalam kitabnya yang
berjudul Maqaalaat al
Islamiyyiin, istilah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah oleh Abu Hasan al Asy’ari juga disebut Ahl
al Hadits wa as Sunnah (golongan yang
berpegang teguh pada Hadits dan Sunnah).
Aliran pemikiran yang akhirnya
berkembang pesat ke seluruh ummat Islam ini dikenal sangat berpegang kuat
kepada Al-Qur’an dan sunnah Nabir. Dalam perkembangannya, aliran pemikiran yang banyak membuat bantahan terhadap
prinsip-prinsip ushuludin Muktazilah ini, juga sering disebut sebagai golongan Sunni.
Dengan munculnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah, ummat Islam seakan-akan
menemukan kembali pijakan dan tuntunan dalam beragama. Dengan paham ini juga
ummat disatukan, baik dalam ushuludin, fiqih, maupun tasawuf.
Hal ini dapat terjadi karena para imam madzhab fiqih beserta
pengikutnya, dalam hal ushuludin menjadikan kaidah-kaidah ushuludin dalam Ahlus
Sunnah wal Jama’ah sebagai pijakan. Pun demikian para penganut Ahlus Sunnah wal
Jama’ah di seluruh dunia, dalam hal fiqih mereka mengambil empat madzhab yang
shahih sebagai dasar dalam beramal.
Sebagai contoh, paham Ahlul Sunnah wal Jama’ah (Asy’ariyah) dipakai
juga oleh Imam Malik Imam Syafi’i, dan Imam Hambali dan para
pengikut madzhab-madzhab fiqih ini. Sementara paham Ahlul Sunnah wal Jama’ah
(Maturidiyah) dianut oleh para pengikut Imam Hanafi.
Dalam bidang tasawuf, aliran pemikiran Ahlus Sunnah wal Jama’ah dikenal
berpijak kepada dua tokoh tasawuf besar yaitu Abdul Qadir al Jailani dan
Baha’udin an Naqsabandi. Disamping itu pemikiran Imam al Ghazali dan Junaid
al Baghdadi juga banyak dijadikan pedoman oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Bahkan
Imam Abu Hamid al-Ghazali disebut sebagai tokoh paling berjasa mengembangkan
ajaran Abu Hasan al Asy’ari. Melalui kitab-kitabnya yang dikaji di seluruh
dunia, Imam al Ghazali berhasil menyebarkan paham ini ke seluruh dunia
Islam sampai sekarang.
Munculnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah akhirnya tidak
hanya sekedar sebuah aliran pemikiran dalam artian sebuah kelompok tertentu
belaka. Tapi lebih dari itu, Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah cara-cara atau
usaha bagaimana dapat memahami dan mengamalkan agama sebagaimana yang
dicontohkan generasi awal yaitu para shahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. (Al-Madinah dokumen)