Mengapa Anak Kita Harus Nyantri 


Anak adalah investasi sangat mahal bagi masa depan kita. Bukan hanya ketika di dunia, bahkan anak adalah anugerah berharga yang kita harapkan dapat mendatangkan kebaikan, kemuliaan dan keberuntungan yang besar bagi kita kelak di akhirat.

Menyayangi anak... sudah pasti menjadi fitrah setiap orang tua. Bagaimana wujud menyayangi, mencintai, dan memuliakan anak yang telah dicontohkan orang-orang mulia pendahulu kita..? Sebagai bahan perenungan silahkan Klik Di sini
Tidak ada orang tua yang menghendaki kehancuran dan kesengsaraan bagi anak-anaknya. Orang tua bahkan rela melakukan apapun demi kemuliaan anaknya. Namun, karena kesalahan persepsi, terkadang kita sebagai orangtua justru telah menghantarkan anak-anak kita ke jurang kehinaan. Tamsil berikut ini mungkin bagus untuk bahan tafakur kita.

Segumpal Daging



Segumpal Daging yang Menentukan
 
Apapun keadaan seseorang, selagi jantungnya masih berdetak, dia masih disifati sebagai orang yang hidup. Tapi walaupun seseorang bibirnya menyunging senyum atau mungkin matanya terbelalak tanda penuh ketakjuban, tapi jika jantungnya berhenti berdetak, maka dia akan disifati sebagai orang yang mati. Berdetaknya jantung, sejauh ini dijadikan tanda adanya kehidupan. Awal berdetaknya jantung, adalah tanda awal kehidupan. Demikian juga saat detak jantung berakhir, menandai juga akhir jalan kehidupan manusia di dunia. Berdetaknya segumpal daging yang tersimpan tersembunyi di dalam rongga dada ini menentukan betul kehidupan ummat manusia.
Kali ini akan kita telaah bersama betapa keagungan Alloh Subhanahu wa ta’ala telah berjalan dengan sangat menakjubkan dibalik denyut demi denyut detak jantung kita, Insya Alloh.