Segumpal Daging yang
Menentukan
Apapun keadaan seseorang, selagi jantungnya masih
berdetak, dia masih disifati sebagai orang yang hidup. Tapi walaupun seseorang
bibirnya menyunging senyum atau mungkin matanya terbelalak tanda penuh
ketakjuban, tapi jika jantungnya berhenti berdetak, maka dia akan disifati
sebagai orang yang mati. Berdetaknya jantung, sejauh ini dijadikan tanda adanya
kehidupan. Awal berdetaknya jantung, adalah tanda awal kehidupan. Demikian juga
saat detak jantung berakhir, menandai juga akhir jalan kehidupan manusia di
dunia. Berdetaknya segumpal daging yang tersimpan tersembunyi di dalam rongga
dada ini menentukan betul kehidupan ummat manusia.
Kali ini akan kita telaah bersama betapa keagungan Alloh
Subhanahu wa ta’ala telah berjalan dengan sangat menakjubkan dibalik
denyut demi denyut detak jantung kita, Insya Alloh.
Pompa yang Menakjubkan
Dapatkah kita
menemukan desain sebuah pompa dengan klasifikasi sebagai berikut : Besarnya
hanya satu kepalan tangan orang dewasa, terbuat dari bahan yang tak pernah aus.
Harus sanggup memompa sampai 40 liter per menit, harus mampu beroperasi dengan
optimal dalam kisaran suhu sedingin kutup utara sampai sepanas gurun Sahara
yang membakar, harus mampu menyesuaikan ritme kerja secara otomatis dalam keadaan
apapun dan harus mampu bekerja tanpa henti selama 70 sampai 100 tahun tanpa
perbaikan apapun. Walau seluruh Insiyur berkumpul, mustahil mampu membuat pompa
dengan klasifikasi operasional yang demikian.
Namun Alloh Subhanahu
wa ta’ala, dengan Keagungan dan Keperkasaan-Nya, telah menjadikan jantung
kita menjadi sebuah mesin pompa yang bekerja dalam keteraturan dan ketepatan
yang menakjubkan. Jantung manusia terus berdenyut guna menjamin darah terus
mengalir sampai ke semua bagian tubuh. Rata-rata kecepatan denyut jantung
manusia dalam keadaan normal adalah sekitar 70-80 kali setiap menit yang
berarti kurang lebih 100.000 kali dalam sehari dan lebih dari 2 miliar kali
selama hayat dikandung badan. Dari lebih dari 2 miliar kali berdetak itu, tidak
sekalipun kita turut campur tangan ambil bagian di dalamnya. Semua telah
dicukupkan oleh Alloh Subhanahu wa ta’ala dengan sifat Maha Pemurah-Nya.
Sejak kapan jantung
kita berdetak? Masya Alloh, jantung kita ternyata sudah bekerja semenjak
diri kita sendiri bahkan belum sempurna terwujud. Saat empat bulan usia
kandungan sang ibu, saat sebuah janin tidak lebih berupa segumpal daging yang
jauh dari wujud manusia, Alloh Subhanahu wa ta’ala yang Maha Perkasa
telah menciptakan jantung bagi sang janin dan menanamnya di rongga dadanya lalu
menggerakkan jantung itu dan akan terus berdetak sampai 70 bahkan 100 tahun
setelah kelak lahir ke dunia.
Berbeda dengan
rancangan pada lengan dan kaki kita. Alloh Subhanahu wa ta’ala
menciptakan jantung kita tersusun dari kumpulan otot jenis kardiak yang bekerja
secara otomatis lepas dari kendali otak kita. Walau secara fisik otot yang
menyusun jantung manusia serupa dengan otot-otot yang berkerja dibawah
kesadaran, namun dalam cara kerjanya Alloh Subhanahu wa ta’ala merancang
otot-otot jantung berkerja langsung atas perintah Khaliknya. Dengan sunatullah
demikian walau kita terpulas dengan mimpi kita masing-masing, jantung kita tetap
bekerja dalam perkhidmatannya kepada kita.
Mekanisme yang
terjadi pada kerja jantung telah banyak memberi ilham pada peralatan yang kelak
dibuat manusia. Jantung manusia terbentuk dalam empat ruangan, dua bilik dan
dua serambi. Dalam proses bekerjanya, darah bersikulasi antar ruangan tersebut.
Ruangan bagian kanan jantung memompa darah dari tubuh untuk dikirim ke
paru-paru. Kelak di paru-paru darah yang baru saja menempuh perjalanan
menjelajah seluruh bagian tubuh ini membongkar muatannya berupa karbon dioksida
dan sisa metabolisme lainnya. Setelah itu sel darah kembali memenuhi setiap
ruangan dalam selnya dengan oksigen segar. Ruangan kiri jantung mengambil
kembali darah yang telah “bongkar muat” di paru-paru yang kaya akan oksigen
untuk dipompa kembali ke seluruh tubuh.
Untuk
menghindari darah yang telah mengalir balik arah, Alloh Subhanahu wa ta’ala
menempatkan sebuah katup semacam klep berdaun. Seuntai urat menjaga gerak katub
ini sehingga darah terus istiqomah mengalir dalam satu arah sepanjang kehidupan
si empunya badan. Klep atau katup seperti ini terdapat di persimpangan antara
serambi kanan dengan bilik kanan, serambi kiri dengan bilik kiri dan juga di
pangkal nadi.
Dalam setiap
menitnya jantung mampu memompa darah sebanyak 5 liter. Bahkan dalam keadaan
tertentu jantung mampu memompa hingga 40 liter per menit. Jika seluruh darah
yang terpompa dari jantung ummat manusia tertumpah ke atas bumi, niscaya akan
merubah permukaan bumi ini menjadi lautan darah.
Bila kita mengamati kerja jantung dan semua yang terjadi di dalamnya
semenjak masih dalam kandungan sampai sepanjang hidup manusia, kita akan mendapati
kenyataan yang menakjubkan sekaligus menunjukkan bukti betapa makhluk yang
bernama manusia sangatlah rentan dan sangat bergantung kepada Khaliknya.
Siapakah yang mampu membuat rancangan yang setiap detailnya penuh keseimbangan
dan keteraturan tanpa cacat ini? Dalam keadaan demikian pantaskah manusia yang
ternyata demikian kerdil, durhaka terhadap Penciptanya?
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu
(durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah yang telah menciptakan kamu,
menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang dalam
bentuk apa saja yang Dia kehendaki Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithaar 6-8)
Dibalik Merahnya Darah
Dalam tubuh manusia
terkandung 4 sampai 5 liter darah. Walau darah dalam penglihatan bisa tampak seperti
segumpal cairan berwarna merah, namun sebenarnya Alloh Subhanahu wa ta’ala
menciptakan darah tersusun dari
bermiliar sel-sel darah. Bila kita mengambil setetes darah, didalam
terdapat kurang lebih 250 juta sel darah merah, 0,5 juta sel darah putih dan 15
juta keping darah. Setiap sel-sel tersebut adalah sebuah individu kehidupan
yang mempunyai garis kehidupannya sendiri pula.
Sel darah merah,
sebagaimana namanya, makhluk super mungil ini berwarna merah karena mengadung
sejenis protein bernama hemoglobin yang kaya akan zat besi. Tiap sel darah
merah mengandung 250 juta molekul haemoglobin dan satu milyar atom besi. Berkat
jasa hemoglobin, sel darah merah mampu meningkatkan daya angkut terhadap
oksigen berlipat 100 kali dibanding seandainya sel ini tidak mengandung
hemoglobin. Sel yang diproduksi oleh sumsum merah tulang pipih ini berumur
tepat empat bulan dari “kelahirannya”. Jika telah sampai ajalnya, sel-sel ini
dimusnahkan atau disimpan di dalam hati dan limpa.
Tugas yang diemban sel ini adalah mengangkut
oksigen dan membagikannya secara merata ke seluruh sel tubuh yang total
jenderal jumlahnya mencapai ratusan triliun sel. Sebab andilnya dalam
mengedarkan oksigen inilah setiap sel yang menyusun jasad kita dapat mempunyai
kehidupan.
Jika sel darah merah ngambek atau demo mogok kerja sebagaimana sering
dibuat oleh para pekerja dalam dunia manusia, sistem kehidupan dalam tubuh kita
akan kalang kabut. Lima menit saja pasokan oksigen ke otak mereka hentikan,
sudah cukup menjadikan otak kita kolaps yang berujung kematian.
Lain halnya dengan
sel darah putih, sel yang sebutan lainnya Leukosit ini bertugas layaknya
tentara berani mati dalam alam nyata. Sebagaimana tentara, sel darah putih
berperan dalam melawan dan menghancurkan para penyusup dari golongan
mikroorganisme, bakteri, virus dan sebangsanya yang nyelonong tanpa
permisi menimbulkan gangguan stabilitas kesehatan dalam tubuh kita.
Sel yang sebenarnya
tak berwarna ini memang sakti mandraguna. Dia mampu berubah-rubah bentuk. Dan
Juga Alloh Subhanahu wa ta’ala beri kedigdayaan dapat bergerak bebas dalam
tubuh kita, bahkan dalam upayanya melumpuhkan para teroris kesehatan, sel yang
dalam tubuh kita berjumlah hampir satu triliun ini mampu bergerak keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam
jaringan tertentu dari tubuh manusia yang terinfeksi penyakit.
Namun ada kalanya
pada diri seseorang mengalami penambahan jumlah sel darah putih yang tidak
terkendalai. Sehingga sel-sel yang memang “buas” ini bukan hanya memakan
mikroorganisme pembawa penyakit, dia
bahkan juga ngamuk membabi buta dengan memakan sel darah merah. Sehingga jumlah
sel darah merah akan turun secara dratis yang jika tidak cepat tertanggulangi
akan berujung dengan kematian.
Keadaan yang sering disebut sebagai sakit kanker
darah ini sebagai pelajaran. Betapa jika terdapat satu saja komponen dalam
kehidupan kita tidak dalam tertib yang digariskan, maka tindakan tidak
tertibnya akan membawa kehancuran bagi dirinya dan juga bagi yang lainnya.
Bila kita merasakan
suhu tubuh kita meninggi karena gangguan flu, maka inilah dampak dari hebohnya
ajang pertempuran antara sel darah putih melawan virus flu berikut
mikroorganisme lain yang menyertainya. Sel yang juga berperan sebagai perawar
racun ini berumur kurang lebih enam bulan. Jika ada satu sel yang telah
berakhir “masa dinasnya”, sel baru segera dilahirkan mengantikan posisinya.
Sebagaimana
perannya, darah dituntut untuk mempunyai sifat sebagai cairan yang dapat mudah
bergerak dan mengalir menyusuri pembuluh darah di sekujur tubuh kita. Mulai
dari pembuluh utama yang lebar sampai pembuluh kapiler yang sangat sempit dan
lembut. Dengan sifatnya yang demikian, jika timbul luka yang menyebabkan
pecahnya pembuluh darah, darah akan sangat mudah tertekan ke luar.
Namun Alloh Subhanahu
wa ta’ala telah merancang komposisi darah kita demikian akurat. Resiko
pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan darah mengalir keluar dari pembuluh
darah mendapatkan jalan keluar dengan cara yang sangat menakjubkan.
Darah kita Alloh Subhanahu
wa ta’ala lengkapi dengan bagian yang bernama keping-keping darah. Makhluk
superimut yang hanya berdiameter 2 mikro mili ini berjasa besar dalam upaya
mencegah darah tertumpah ke luar jika timbul luka pada pembuluh darah.
Cara kerja makhluk yang bentuknya tidak beraturan
ini laksana petugas pemadam kebakaran yang super profesional. Jika ada pembuluh
darah terluka atau terpotong yang menyebabkan darah keluar, sel pembeku bernama
keping darah akan bereaksi cepat dengan memecahkan diri membebaskan sejenis
enzim. Dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K, enzim yang dibebaskan secara
berantai akan bereaksi sampai akhirnya terbentuklah jalinan benang-benang
fibrin yang menutup luka. Dengan tertutupnya luka oleh anyaman benang-benang
fibrin darah akan terhenti keluar sekaligus proses penyebuhan luka berawal.
Dua Kali Keliling Dunia
Beredarnya darah
membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh, adalah salah
satu mekanisme terpenting dalam metabolisme tubuh manusia. 100 triliun sel yang
menbangun tubuh kita kelangsungan hidupnya sangat bergantung kepada beredarnya
darah. Maka untuk mendukung kerja besar ini, Alloh Subhanahu wa ta’ala telah
menyiapkan tubuh kita dengan bangunan jaringan pembuluh darah menjalar
menyeluruh menjangkau tempat setiap sel-sel tubuh berada
Pembuluh darah yang
merupakan saluran-saluran atau jalan-jalan tempat mengalirnya darah ini mulai
dari yang berdiameter sebesar kelingking sampai yang sangat kecil dan halus
sehingga hanya dapat dilalui sel-demi sel darah yang besarnya tak lebih 2 mikro
mili.
Kalau setiap sel
dalam tubuh kita harus mendapat jatah pasokan oksigen dan makanan, padahal
jumlah sel dalam tubuh kita puluhan ribu kali lipat jumlah manusia di muka
bumi, maka alangkah panjangnya rangkaian pembuluh darah yang merupakan
jalan-jalan bagi darah? Ya, jika pembuluh darah dalam tubuh kita diurai, mulai
dari pembuluh-pembuluh yang besar sampai pembuluh-pembuluh kapiler yang lembut,
lantas disambung bagian per bagian, maka dapat mencapai panjang 100.000 km.
Untaian sekian panjang ini dapat digunakan untuk dua kali mengelilingi dunia. Ini artinya
hanya butuh sambungan pembuluh darah dari1.500 orang saja untuk mencapai
panjang sejauh jarak bumi sampai matahari. Sungguh luar biasa ternyata detail
dari stiap bagian tubuh manusia. Maka alangkah ruginya jika manusia tidak
menyadari akan keagungan nikmat ini, sehingga tidak mampu mensyukurinya.
Alloh Subhanahu
wa ta’ala tidak hanya merancang sruktur darah berikut pembuluh darah, tapi
bagaimana tertib peredarannyapun dalam kendali yang telah terukur dalam
kadar-kadar yang tepat benar guna memberi kemanfaatan terbaik bagi manusia.
Sebagai contoh adalah laju kecepatan sel darah
untuk menempuh perjalanan pulang balik dari jantung sampai posisi lutut tidak
lebih satu menit saja. Jika seandainya darah kita melaju dengan tekanan dan
kecepatan yang lebih rendah dari itu, maka darah tidak akan mampu melewati
pembuluh-pembuluh kapiler yang sempit. Jika ini terjadi, sebagian besar sel
darah akan menemui ajalnya. Dan jika itu terjadi, bagian demi bagian tubuh kita
akan menjadi sebab kematian. Awal dari keadaan ini adalah serangan “keloyoan”
yang menjadikan tubuh kita seakan tak bertulang.
Sebaliknya jika tekanan dan laju kecepatan darah
berada dalam kadar di atas normal, jebolnya pembuluh darah mengancam kehidupan kita
dan kehidupan menjadi tidak pernah wujud. Paling tidak saat seperti itu kita
akan merasakan kejangnya seluruh ruas tubuh dan kepala kita akan terasa pusing,
bukan hanya tujuh keliling, mungkin dua puluh satu keliling. Demikian panjang pembuluh darah yang
menjalar dalam tubuh kita. Demikian panjang juga perjalan tetes demi tetes
darah untuk mendukung kehidupan kita. Sementara tidak sedikit andil kita turut
serta dalam kerja maha hebat ini. Semua proses ini dari awal hingga akhir, dari
proses terbentuknya sel demi sel darah, berdetak jantung sampai mengalirnya
darah menyusuri setiap setiap bagian tubuh kita telah secara sempurna ditata,
diatur dengan penuh kecermatan tanpa cela dalam keseimbangan tanpa cacat.
Dialah Alloh Subhanahu wa ta’ala, hanya Dia yang mampu membuat karya
maha besar ini. Betul-betul manusia bergantung hidupnya hanya kepada Alloh Subhanahu
wa ta’ala.
“Hai manusia, kamulah yang memerlukan Alloh, dan Alloh
Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathiir,15)
4 Bulan untuk Wali Alloh
Sel-sel darah yang
terdapat dalan tubuh kita kualitas dan
karakternya sangat dipengaruhi oleh makanan yang kita makan. Bila
seseorang menjaga makanannya hanya dari yang halal dan dicari dengan cara yang
halal juga, maka mengalir dalam tubuhnya darah yang bersih. Kedaan demikian ini
biasanya dapat ditandai dalam kesehariannya. Orang yang mampu menjaga
makanannya akan Alloh Subhanahu wa ta’ala beri kemudahan dalam taat
kepada-Nya dan Rasul-Nya.
Maka tidaklah
berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa jika seseorang mampu menjaga
makanannya (dan juga amal-amal lainnya) selama empat bulan, akan menjadi Wali Alloh.
Mengapa demikian? Dengan menjaga makanan selama 4 bulan hanya dari bahan yang
halal dan dicari dengan cara yang halal, maka kelak sel darah merah dalam
tubuhnya akan berganti menjadi sel-sel darah yang bersih dan suci. Hal ini
berkaitan umur sel darah merah, dimana masing-masing sel setiap 4 bulan akan
mati dan berganti dengan sel yang baru.
“Ya Alloh …mampukanlah aku untuk menjaga makanan yang masuk ke lambungku,
hanya dari bahan yang halal dan dari sumber yang Engkau ridhoi…”